Melihat bencana silih berganti melanda negeri tanah air kita tercinta seakan tiada hentinya. Belum selesai bencana menimpa saudara-saudara kita di Wasior, Papua. Bencana kembali datang di daerah Mentawai, Sumatera Barat dengan gulungan ombak Tsunaminya. Seakan Alam belum puas melampiaskan kemarahannya, bertambah lagi bencana dengan Meletusnya Gunung Merapi di DI Yogyakarta yang memakan sekitar 37 orang dengan awan panasnya. Belum lagi banjir di mana-mana yang terkadang tidak sedikit memakan korban.
Banyak orang yang berkata bahwa mereka yang di timpa bencana sedang di uji kesabarannya oleh Yang Maha Kuasa. Mungkin tidak sepenuhnya salah, tetapi pernahkah kita berpikir kembali tentang bencana yang datang silih berganti ?. Tetapi seharusya kita tinjau kembali mengapa begitu cepat bencana demi bencana menimpa negeri kita. Apakah ada yang salah dengan Negeri ini ?.
Mulai dari tindakan para pejabat yang seharusnya menjadi contoh bagi Masyarakat, tetapi justru lebih banyak yang melakukan perbuatan yang membuat masyarakat marah kepada pemerintahnya. Pergaulan remaja saat ini yang sudah sangat meresahkan dengan budaya "Barat"-nya yang kalau dilihat justru lebih "Barat" dari orang Baratnya sendiri. Prilaku sex bebas, data menyebutkan bahwa 67% siswi SMP di Bandung sudah tidak perawan lagi. Peredaran Narkoba di kalangan pelajar sepertinya sudah tidak asing lagi, hampir di setiap daerah pasti ada pemakai barang haram tersebut. Semakin asingnya remaja saat ini dengan nilai-nilai religius dan norma-norma kesopanan di masyarakat. Mungkinkah ini bencana-bencana ini merupakan sebuah Azab yang di turunkan oleh-Nya untuk menghukum Negeri kita?
Ayolah para pemuda Indonesia, sampaikan kita tetap berdiam diri dan terus menyalahkan orang lain, pemerintah dan yang lainnya atas semua bencana yang terjadi di bumi Indonesia kita ini.
Sudah cukup kita hanya menjadi penonton setia dari setiap kejadian yang menimpa negeri kita. Mulailah dengan merubah diri kita, dari hal-hal yang kecil, dan mulailah sekarang. Minimal kita bisa menjaga diri kita sendiri dan keluarga kita dari hal-hal dan tindakan yang buruk dan tercela.
Atau kita ingin menungggu sampai bancana menimpa kita dan orang-orang terdekat kita ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar